Attending Rumah Belajar "Rumbel" HME

Hai blogger, kali ini saya (enakan aku aja deh ya) mau cerita tentang kegiatan hari Sabtu tanggal 14 Maret 2015, mungkin terlambat, tapi seperti yang aku katakan sebelumnya "better late than never" lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. okay kuawali dengan cerita apa sih rumbel tuh? (r)umbel? bukaaaann!!

Rumbel, singkatan dari Rumah Belajar, secara harfiah bisa diartikan rumah sebagai tempat belajar. yap, that's right. Rumbel binaan kementrian pengabdian masyarakat Himpunan Mahasiswa Elektroteknik Institut Teknologi Bandung (HME ITB) ini merupakan tempat belajar bersama anak-anak mulai dari TK sampai Sekolah menengah yang bertempat tinggal di sekitar lokasi rumbel, tepatnya Pelesiran. Ada juga anak rumbel yang rumahnya bukan daerah Pelesiran tapi ikut karena sekolahnya di daerah sekitar situ jadi langsung dari pulang sekolah. Di rumbel ini tempat mereka mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan, tak seperti kampus tercinta tempat bertanya dan harus ada jawabannya tapi kita sendiri yang disuruh nyari jawabannya, hehe. Sebenernya ini bukan kali pertama aku ikut rumbel, sebelumnya aku pernah ikut sebagai volunteer untuk pertama kali di tahun sebelumnya. Kali ini aku ikut rumbel juga sebagai volunteer, tapi pada kepengurusan tahun sebelumnya.

Kali pertama ikut rumbel kegiatan yang dilakukan seperti pada umumnya, belajar bersama mengerjakan PR masing-masing anak seta persiapan ujian bagi yang akan menghadapi ujian. Kali pertama datang aku masih sedikit gabut karena jumlah pengajar yang ternyata sudah lumayan cukup, kali itu anak himpunan yang berangkat lumayan ramai tapi anak-anaknya sedang sepi, jadi kerjaannya bisa dibilang kadang merecoki atau meramaikan suasana saja biar nggak pada tegang. Usut punya usut di hari itu ada rezeki kue buat anak soleh dan solehah yang mau berangkat rumbel karena ada salah satu teman yang berulangtahun di hari itu. Kuenya enak lagi, kue mahal sepertinya hehe. Stop! jadi OOT gini, back to topic! Kegiatan rumbel kemarin jadi kedua kalinya aku ikut sebagai volunteer. Fyi, rumbel diadakan setiap hari sabtu sore ya, lumayan buat refreshing setelah padatnya aktivitas kuliah satu minggu sebelumnya. lanjut paragraf selanjutnya.

Kali kedua aku ikut volunteer rumbel ini lumayan nggak gabutlah, soalnya jadwalnya nggak belajar hehe, pak Bos (sebut saja demikian) ngajak anak-anak buat rumbel. Bisa dibilang hari itu lumayan ramai, kalau aku bandingkan kali pertama kuikut, walaupun masa ujian tengah semester mereka sudah berlalu. Diawal kita dateng mereka excited banget buat nyambut, mereka hampiri setiap kakak-kakak yang mereka kenal (aku belumlah yaa, hehe) terus pada peluk-peluk gituu, so unyu abiss anak-anak (pas nggak nyebelin sih, haha). Btw, sebelumnya aku cerita dulu, sesungguhnya aku bukan tipe orang yang selalu suka sama anak-anak. Aku suka kok sama anak-anak tapi saat tertentu aja, bahkan sampai saat ini pun aku nggak terlalu deket banget sama adek-adekku (aku anak pertama) deketnya pas saat-saat tertentu saja, hehe. Tapi aku banyakan sukanya kok, sebelnya cuma pas mereka ngambek sama susah diatur aja, hehe (padahal ya emang selalu gitu sifat asli mereka). Oke cukup, kembali ke cerita. Setelah sampe sana dan sebagian anak sudah dapat dikendalikan untuk duduk manis, aku beserta kawan-kawan yang baru diminta untuk memperkenalkan diri. Entah angin dari mana setelah selesai memperkenalkan diri dan disapa bareng-bareng sama anak-anak, ada salah satu anak perempuan yang langsung duduk manis di pangkuanku tanpa permisi apapun dulu. Kaget? banget, sebel? enggak kok (serius), bingung? banget. Setelah duduk di pangkuanku si temen-temennya pada bisikin dia, "eh sini kamu, jangan genit-genit gitu" (iyasih dia lumayan genit, hehe). Biar nggak kelamaan berada dalam kebingungan langsung deh kubuat interaksi dengan anak perempuan itu. Kami berkenalan, namanya Rafika kelas 2 SD, udah dipegangin HP sama mamahnya (dasar anak sekarang -_-) bisa dibilang cerewet soalnya nanya banyak ini itu, tapi bagus kok berarti dia rasa ingin tahunya besar, trus dia terbilang anak yang tegar. Orangtua Rafika ternyata sudah bercerai dan masing-masing telah memiliki suami atau istri yang baru, berdasarkan ceritanya dia ikut dengan mamahnya dan papa barunya di daerah Sadang Serang, soalnya waktu ngisi kartu perpustakaan dia bingung nanya ke aku, "nama orangtuanya kasih nama papa tiri gapapa ya, kak?". Sedikit tercengang dan mikir sebentar pas mau jawab, dia anak broken home dan masih seceria ini, masya Allah she is a strong girl :).

Hari itu kami menonton video yang sudah disiapkan sama pak Bos, kartun sih cuma kontennya terbilang cukup berat sih untuk anak-anak kecil ini soalnya pake bahasa inggris tanpa subtittle yang entah mereka ngerti ato nggak dengan hanya melihat gambarnya dan kartun ini biasanya digunakan dalam pembinaan karakter atau training motivasi. Emang pak Bos satu ini suka banget sama anak-anak tapi belum bisa masuk ke dunia mereka sepenuhnya, dia sepertinya sudah lupa masa-masa itu gitu, harusnya dia diskusi dulu sama aku mau nampilin video apa biar aku yang masih suka nonton Boboboy dan upin ipin ini memberikan saran video, lhoh, hehe. Setelah nonton beberapa video tiba-tiba anak-anak sudah sulit untuk dikendalikan, mereka mulai bosan dan lari-lari sana sini (yaiyalah videonya gitu). Pak bos dan teman-teman lain pun mencoba untuk mengendalikan mereka kembali hingga akhirnya mereka mau duduk kembali, walau untuk beberapa saat saja. Pas mereka duduk, eh, tiba-tiba listrik mati karena tokennya abis, gajadi lanjut nonton deh. Alhasil, pak Bos beserta tangan kanannya melakukan sosialisasi tentang cara peminjaman perpustakaan yang baru dan membagikan kartu perpustakaan kepada masing-masing anak supaya peminjaman bisa lebih teregulasi dan tercatat dengan rapi. Anak-anak diminta mengisi data diri mereka lalu dibolehkan untuk memilih satu buku yang ingin mereka pinjam dan baca satu minggu kedepan. Sungguh bahagia dan merasa tertegur melihat minat baca mereka yang sangat tinggi dan keantusiasan mereka waktu disuruh milih buku. Aku merasa tertegur, aku aja yang udah segedhe ini terkadang males buat baca dan lebih suka mainan games, oh Allah ampuni hamba-Mu yang kurang mensyukuri nikmat ini.

Tak terasa langit di luar mulai gelap, mega sore mulai menampakkan pesonanya, dan anak-anak pun diinstruksikan untuk berdoa sebagai penutup dan pulang ke rumah masing-masing. Setelah anak-anak pulang rasanya sepi, sangat sepi dan hening, dan aku jadi rindu keramaian adek-adekku di rumah walau kami sering bertengkar (itu cara kami menunjukkan rasa sayang kami btw, hehe). anak-anak pulang, kita pun berkumpul sebentar untuk melakukan evaluasi kegiatan hari itu dan bersih-bersih tempat rumbel. Hari itu planning untuk refreshingku di rumbel berjalan sesuai rencana, yap keceriaan anak-anak rumbel membuatku jadi goodmood kembali setelah sebelumnya dari pagi sampai sore aku ikut acara seminar di kampus. Anak rumbel juga yang membuatku rindu, bahkan sangat rindu, untuk pulang dan bercengkrama bersama adek-adekku selagi mereka masih kecil :3. Well, terimakasih rumbel HME, terimakasih anak-anak rumbel dan teman-teman, semoga semangatku tak luntur untuk kalian, dan semoga aku bisa datang lebih sering untuk hari-hari berikutnya. Sampai jumpa kembali di rumbel selanjutnya :)

Fitriana NH Aji Pramesti
seorang gadis kecil di rantauan yang tiba-tiba rindu adek-adeknya di kampung halaman :)

Komentar

Postingan Populer